Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan

Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan

Oke kali ini mimin akan mereview buku bertema pengembangan diri yang berjudul “hidup damai tanpa berfikir berlebihan” karya tsuneko nakamura dan hiromi okuda. Tsuneko nakamura adalah seorang dokter psikiater jepang yang sudah bekerja hampir 80 tahun lebih, dalam buku ini tsuneko nakamura memberikan pengalamanya bagaimana cara menjalani hidup, tsuneko nakamura sebenernya tidak mempunyai keinginan menjadi seorang dokter, hingga kondisi lingkungan lah yang mendorong beliau untuk jadi seorang dokter, akibat diakhir masa perang dunia ke 2, dokter tsuneko mulai meniti kariernya dari asisten dokter hingga sekarang menjadi dokter khusus psikiater.

Judul : Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan

Penulis : Tsuneko nakamura dan Hiromi okuda

Penerbit : Gramedia pustaka utama

Isbn :978-602-06-4686-2

Hal :154

Oke lanjut, lalu apa saja pembahasan dari buku ini? Sebenernya buku ini sangat tipis hehe, tapi entah kenapa, isi dari pada buku ini jika pembaca baca seperti ketebalanya bertambah, mungkin karena relevansi dengan kehidupan pembaca juga lumayan berkaitan ya hehe. Jadi dalam buku ini membahas apakah bekerja itu harus sesuai passion? Lalu Tsuneko menjawab, bekerja tidak harus sesuai passion, karena kebutuhan manusia pun yang pertama bukan tentang mengembangkan dirinya, kebutuhan manusia adalah makan, jadi dokter tsuneko bilang “kalian yang bekerja tidak pada semestinya bersyukurlah, karena kalian sudah hebat dengan bisa memenuhi kebutuhan sendiri”

Lalu ada lagi apakah hidup harus selalu direncanakan atau sesuai arus saja? Nah dokter tsuneko menjawab ini, kadang kala baginya hidup tidak bisa direncanakan, tidak ada rencana yang 100% sempurna, oleh karena itu hidup sesuai arus-pun tidak masalah. Lalu dokter tsuneko bilang kepada kita semua bahwa, kalian harus fokus pada setiap momen, dan jangan memikirkan masa lalu yang berlalu, dan masa depan yang belum terjadi. dokter tsuneko memberikan setiap kondisi harus benar-benar dinikmati, atau istilahnya kalo kata mimin mah jangan overthinking, kalo sedang bekerja, maka fokuslah bekerja, dan jika sedang dirumah maka fokuslah dirumah.

baca juga : buku terjatuh lalu terbang

Dalam bukunya lagi dokter tsuneko menjelaskan agar tidak terlalu menjadi beban kepada perubahan, karena didalam perubahan itu tidak ada lingkungan atau orang-orang yang 100% bikin nyaman, tetapi jangan anti perubahan juga, dokter tsuneko kembali menjelaskan alasanya menjadi dokter psikiater pun karena tidak ada pada rencana dan mengikuti arus.

Tentang hubungan manusia, dalam buku ini menjelaskan bahwa insting kita terhadap hubungan manusia saling memberi dan menerima dengan ikhlas, jangan sesekali mengeluh tentang hubungan, karena kondisi kita dengan teman atau saudara pun berbeda-beda, jika sedang tidak akur dalam hal komunikasi cukup bilang “mungkin dia hidupnya sedang bermasalah”, jadi kita bersikap memberi saja, apakah pemberian kita diterima atau tidak itu urusan kepada penerima, yang penting juga dalam pemberian tidak diukur seberapa besar atau mahal pemberian iitu, tetapi rasa keinginan dan keikhlasan pada si pemberi sudah cukup dengan tidak memikirkan untung dan rugi.

Bagaimana menjalankah hidup? Dokter tsuneko menjelaskan bahwa jalanilah hidup dengan apa adanya, kita semua tahu tidak ada rencana yang benar-benar sempurna, maka menjalani hal dengan apa adanya sudah cukup.

Dalam buku ini juga menjelaskan kompleksitas seorang ibu ditambah harus jadi wanita karir, jadi bagaimana menjalani keduanya, semua ada dalam buku ini.

Nampaknya buku ini sangat menyentuh untuk sebuah kehidupan manusia, didalamnya sangat komplikasi tentang perasaan batin manusia, dulu juga nenek dari om gue atau istilah ibunya om, udah berusia 100 tahun lebih, membayangkan bagaimana susahnya hidup dari era kolonial sedikit tersentuh juga dari cerita dokter tsuneko.

Asli walaupun bukunya Cuma setebal 150 halaman, tapi pas baca berasa kayak 200 halaman lebih, isinya sangat menyentuh semua unsur yang dialami manusia diera tak kenal jaman, patut diberikan tittle guru untuk dokter tsuneko nakamura, karena benar-benar beliau hidup dari 0, dari era peperangan hingga transisi kemajuan negara jepang, beliau sangat merasakan.

Gue baca buku ini berasa sedikit ada ruang yang menyala yah walaupun masih redup, istilahnya ada secercah harapan yang bisa diambil dari buku ini. Terakhir mungkin kalimat yang patut ditiru karena kebijaksanaanya adalah

Hidup jangan hanya mengandalkan pada perencanaan, karena rencana apapun tidak ada yang benar-benar mulus 100 persen, lebih baik menjalanin hidup apa adanya, yah kayak air mengalir ikuti dataran-dataran yang memberi jalan untuk air itu. Okee, kita bertemu di artikel selanjutnya

beli di sini bukunya : Gramedia

2 thoughts on “Buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kamu akan suka ini