Review Buku Gaya Filsafat Nietzsche

Review Buku Gaya Filsafat Nietzsche
Illustration from 19th century

Judul buku : Gaya Filsafat Nietzsche

Penulis : A. Setyo Wibowo

Penerbit : PT. Kanisius

ISBN :978-979-21-5129-9

Hal    : 400

filsafat Nietzsche
sumber gambar https://www.blibli.com

Oke gue baru baca pemikiran nietzsche di ipusnas hehe, disini gue ingin menjelaskan filsafat nietzsche. Penting mengambil filsafat nietzsche harus mengambil jarak, kenapa mengambil jarak? Agar setiap orang yang membaca tidak berkesimpulan dan menduga-duga serta percaya pada apa yang di jelaskan. Konsep filsafat dalam arti bukan konsep yah, hmm mungkin hanya “filsafat nietzsche yaitu menurut gue sendiri merupakan filsafat perubah-ubah, yup peubah-ubah ini tidak menetap di satu titik, jadi selalu plural, atau mencabang dan banyak, tidak ada fenomenya yang terlalu fanatis mati-matian. Justru menurut niezsche fanatisme merupakan kecacatan si penghendak (manusia itu sendiri). But menarik juga melihat filsafatnya nietzsche yang katanya beliau bangkit dari sakit dan merasakan sakit yang begitu dasyat, intinya yah bagi nietzsche tak ada realitas yang sejati, tidak ada kepercayaan yang absolut. Lalu disini ada gak si suatu inti yang mendasar, yah kritisnya gini kan pemikiran filsafat nietzsche selalu mengalami perubahan nah, nietzsche tidak memungkiri bahwa ada sesuatu yang sangat dalam yaitu sebuah kebenaran yang tiada ujungnya istilahnya jurang hitam yang tidak ada ujungnya, nah sebagai manusia, kita tidak bisa memasuki jurang itu yang bisa dilakukan manusia adalah mengukir dan menari disisi jurang. Oh ya nietzsche selalu berfilsafat bahwa roh cacat yang tidak siap yaitu yang tidak bisa menerima realitas apa adanya (realitas yang alami tidak ada proses naif ya, atau tidak setuju ya naif) yah istilahnya alih-alih kita memasuki realitas tapi kita munafik menolak realitas itu ( bentuk cacat roh). Jadi filsafatnya suatu kejelasan mempunyai kebenaran dan kesalahan, nah antara baik dan tidak, jangan memotong salah satu itu, tapi lebih cermat dan hati-hati dalam menarik yah dalam memutuskan, kalo kalian cuma berfikir dan mengambil satu hal misal kebaikan, bagi nietzsche adalah bentuk naif dan cacat, jadi semua harus dirangkul.

Nietzsche juga mengeritik sains sebagai kebenaran yang absolut, bagi nietzsche sains lebih egoisme yaitu melakukan penelitian dengan membuat hal yang bagi sains itu tidak diperlukan (mengamputasi) jadi sains juga adalah produk cacat, tapi sekali lagi nietzsche menegaskan selalu ada pluralisme, yang sains juga mempunyai konsekuensi sama dengan lainya. Kata mimin itu jangan memotong dan hanya mencari kebenaran semata, tapi lihat disisi-sisi lain, dan kita harus menari dengan hati-hati.

Ada hal yang mengganjal si ini berkaitan filsafat nietzsche dan pengosongan diri buddhisme, ini kritik buat penulis buku tersebut, mengatakan pengosongan diri buddhisme sebagai nihilisme, tapi penulis buku tersebut tidak menjabarkan pengosongan diri seperti apa? Mimin baca spiritualisme salah satunya zen buddhisme, emang menekankan pengosongan diri, tapi ini juga masuk ke filsafatnya nietzsche yaitu tentang menerima realitas apa adanya dan mempunya filosofis sama tentang bahasa yang sebetulnya tanpa konsep dan kosong, mungkin penulis buku tersebut mimin kira kurang lebih meneliti detail dengan buddhisme.

Nietzsche juga mengkritik masyarakat yunani era plato, bahwa filosofis plato menekankan pada kebenaran sejati dan kebahagian, lantas plato tidak menggenggam kesusahan juga, ini yang dikritik oleh nietzsche, era plato masyarakat yunani sangat fanatik akan kebenaran sampai lupa akan kesusahan

Dalam filsafat Nietzsche, terus mengklaim tentang kebenaran dan kepercayaan, bahwa kenapa manusia terlalu mentuhankan kebenaran dan kepercayaan? Nah oleh nietzsche di kritik, bahwa orang yang menjunjung kebenaran sebagai final idea fix, orang tersebut cacat, dekaden atau merosot, karena hidup harus seimbang, hidup harus menggengaam kesalahan dan kebenaran tanpa melecehkan salah satunya.

Nietzsche terkenal dengan karyanya yaitu “saya membunuh tuhan” kata saya dalam buku ini di artikan “kita” so apa benar nietzsche benar ingin meniadakan tuhan di dunia ini, mimin harap kita tidak terjebak oleh kata membunuh tuhan, tanpa tahu konsep apa yang ingin di tafsirkan.

Jadi nietzsche menjelaskan pada zamanya semua orang itu telah meruntuhkan tuhan, terutama di eropa masing-masing orang sudah tidak percaya kepada ketuhanan, ini yang akan dijelaskan nietzsche, di eropa sendiri ateisme sudah menjadi primadona mematikan, maka nietzsche menerka pegangan ateisme tersebut bahwa ada yang cacat, mereka mengamputasi separuh tuhan, yapp, bagi nietzsche adanya tuhan di tengah kita tetap dibutuhkan, toh tuhan ini bisa menjadi plural, dan terus tumbuh, maksudnya gak masalah ada yang percaya hanya satu tuhan atau banyak tuhan, selagi hal itu seimbang dan tidak mengamputasi realitas apa adanya yah its ok. Jadi benar kan membunuh tuhan bukan berarti nietzsche mencoba membuat kita ateis, justru kita harus “hati-hati” terutama agama yang mensimbolkan radikalisme yang penuh kesesatan maka “hati-hati” akar kita mencoba memutuskan.

Konteks dalam buku ini adalah uraian dasar tapi sangat mandalam, contoh mimin membaca buku ini misalnya Nietzsche berkata kita tidak boleh ada idea fix dan kepercayaan buta, tetapi hanya disitu, maksud mimin setiap kedalaman tidak diuraikan dalam penjabaran buku ini, misal kita harus menari dengan berhati-hati, kata menari ini tidak dijelaskan dengan lebih luas, mungkin mimin penasaran dengan hal itu karena lagi dan lagi Nietzsche hanya mengantrakan konsep saja tidak masuk secara mendalam, konsep dia dalam, tapi secara realitas pengalaman mungkin hanya kita yang dapat merasakan.

ada keterbatasan bahasa dalam membawa suatu pesan, tidak semua kehendak roh bisa dibahasakan, bahasa dan konsep tetap berguna untuk mengantarkan apa yang bisa diantarkan secara permukaan begitu kata Nietzsche

baca bukunya online disini https://ipusnas.id/

baca juga : review buku rintangan adalah jalan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kamu akan suka ini